Jumat, 27 Maret 2015

Kasih Sayang dan Keadilan TUHAN

Ketika kita berkata bahwa kita mencintai Tuhan, sanggupkah
kita ketika cinta kita dibalas Tuhan,,,,?

Cara Tuhan mencintai hamba-Nya tidak bisa kita sandingkan dengan cara ibu mencintai kita. Jika seorang ibu mencintai anaknya, terbatas pada memberikan perlindungan penuh sehingga kita merasa aman dan tentram. Seorang ibu sulit untuk menyakiti anaknya, karena secara naluri ia mempunyai tali kasih yang sangat erat...

Tapi Tuhan jauh berbeda. Ia mencintai kita melalui miliaran sudut pandang. Kasih sayang hanya satu sudut saja.
Tuhan Maha Tahu bahwa dalam setiap langkah hamba-Nya, selalu ada dosa yang mengiringinya. Bisa dibayangkan, jika dosa itu berwujud seperti karat, maka kita tidak akan mampu bergerak bahkan bernapas.
Miliaran dosa kita sepanjang hidup, dan miliaran pula Tuhan mengampuni-Nya,,,,

Tuhan ingin kita masuk ke surga-Nya. Karena surga yang suci hanya untuk mereka yang bersih dan suci, maka dibersihkan-Nya lah kita dari setiap kotoran2 yg menumpuk di tubuh kita.
Proses pembersihannya tentu sakit, ibarat tubuh ini dibersihkan dari karat tebal dengan sikat besi. Tidak ada manusia yang tidak berteriak pada situasi pembersihan jiwa ini. Yang beriman, tentu berteriak pada setiap ibadahnya dengan airmata yang bercucuran deras.
Yang tidak, cenderung mengumpat, mengeluh, putus asa, dada sesak dan semua hal yang malah menambah bebannya sendiri.
Rasa nyaman dalam hidup seharusnya menjadikan kita waspada. Jika begitu cara membersihkan dosa2, apakah semua kenyamanan yang kita terima sekarang ini bisa berarti Tuhan tidak sayang kepada kita....?
Atau malah ditangguhkan, sehingga di alam kematian dosa kita yg tidak dibersihkan di dunia akan dibersihkan dgn lebih perih,,,,?

Allah SWT berfirman dalam hadis Qudsi: “Wahai hamba-Ku sayang! Demi keagungan dan kemuliaan-Ku, sesungguhnya Aku menginginkan kebaikan bagi setiap yang Aku sayangi. Tidak akan Aku matikan ia sebelum Aku mengampuni dosa-dosanya dengan penyakit, kesusahan, kerugian, atau kehilangan anggota keluarga. Dan jika masih ada dosanya yang tersisa, Aku akan beratkan sakratul mautnya. Hal ini Aku
lakukan agar ia menjumpai-Ku dalam keadaan suci seperti
bayi”. (Jami’us Sa’adat)

Ibarat secangkir kopi, kasih sayang dan keadilan Tuhan adalah air, yang mencampurkan pahit dan manis dan menjadikannya seimbang.

Kesulitan itu sejatinya kenikmatan, bagi yang memahami-nya.
Kita wajib 'iri' kepada mereka yang mendapatkan kemulyaan itu...

Wallahu A'Lam







(Oleh: D Siregar)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar