Pagi-pagi baca komen bahwa umat Islam akan terbagi menjadi 70 golongan dan semua terpecah bla bla...
Sering sekali melihat pernyataan seperti itu. Yang tidak sering adalah pertanyaan, "dari 70 golongan itu yang mana yang benar ?" Ayo kita kupas sedikit sambil minum kopi. Kita mulai dari "Janji iblis" di surat al hijjr 39-42. "Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan mereka) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang MUKHLIS di antara mereka".
Allah berfirman: "Ini adalah JALAN YG LURUS; kewajibanKu-lah (menjaganya). Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat."
Jalan yang lurus selalu dikaitkan dengan "bagaimana", sehingga pengertiannya menjadi bersifat umum seperti berbuat kebaikan. Padahal kebaikan bisa jadi relatif, dan ingat iblis berjanji bahwa manusia akan memandang baik perbuatan mereka di dunia. Tidak banyak yang mengetahui bahwa jalan yang lurus atau shiratal mustaqim adalah "apa dan siapa" sehingga tidak terjadi pemahaman berdasarkan asumsi pribadi.
Mari kita lihat siapakah yang disebut sebagai jalan yang lurus itu....
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Demi Allah, kami adalah JALAN YG LURUS” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 1, hadis ke 89)
Imam Muhammad Al-Baqir (sa): “Kami adalah JALAN yang jelas dan LURUS menuju kepada Allah Azza wa Jalla, dan kami adalah nikmat untuk makhluk-Nya.” (Tafsir Nur Ats- Tsaqalayn 1, hadis ke 105)
Imam Zainal Abidin (sa) berkata: “Kami adalah pintu Allah dan kami adalah JALAN YANG LURUS.” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 1, hadis ke 97)
Ini ada ayat yang lebih jelas.
"Sesungguhnya ini adalah jalan-Ku yg lurus, maka ikutilah dia:dan jangan-lah km mengikuti jalan-jalan (yg lain), krn jalan-jalan itu mencerai-berikan kamu dari jalan-jalan Nya" [ Al-An'am:153]
Jadi kita bisa paham "apa dan siapa" sebenarnya jalan yang lurus itu dan bukan "bagaimana".
Ada pertanyaan yang bagus. Bukankah shiratal mustaqim itu jembatan di akhirat yang dikenal dengan "titian rambut dibelah tujuh" karena saking tipisnya ? Benar. Mari kita lihat penjelasan Imam Jafar ash shadiq as, sumber ilmu dari Imam 4 mazhab ahlusunnah. Shirâth adalah jalan dan kemudian dideskripsikan dengan redaksi kata "mustaqim," yang bermakna jalan lurus. Imam Jafar Shadiq As bersabda : ”Shirâth adalah jalan makrifat kepada Tuhan yang mencakup dua jalan yaitu jalan di dunia dan jalan di akhirat. Adapun shirâth di dunia adalam
imam yang mesti harus ditaati, dan shirâth di akhirat adalah jembatan yang melintasi neraka jahannam.Barang siapa melintas dengan baik di atas jalan (shirat) dunia, yaitu mengenal dan mentaati imamnya maka di akhirat kelak ia akan melewati jembatan shirâth dengan mudah.
Dan barang siapa yang tidak mengenal imamnya di dunia maka di akhirat kelak kakinya akan tergelincir dan terjerembab jatuh ke dalam neraka." Jadi kita mulai paham, bahwa di antara 70 golongan yang terpecah, pasti ada satu golongan yang benar. Dan kebenaran selalu kita kembalikan kepada Tuhan yang menunjukkan jalan yang lurus melalui pembawa pesanNya, Rasulullah Saw.
Sudah mulai dingin kopinya ? Saya jadi teringat dulu waktu masih maksiat sering bercanda dengan teman, "Kembali-lah ke jalan yang benar..."
Agama yang benar seharusnya tidak meninggalkan pertanyaan di kepala. Semua pasti ada jawabannya. Sehingga kita nanti tidak protes kepada Tuhan bahwa kita tidak mendapat petunjuk apapun. Jangan sampai Tuhan membalas dengan pernyataan, "Bukankah sudah Ku tinggalkan petunjuk dan Ku sandingkan dirimu dengan akal ?" Terlalu panjang tulisan ini, nanti membosankan. Saya tutup saja dengan syair Imam Syafii, Imam mazhab terbesar ahlusunnah. "Ketika umat beragama terpecah menjadi tujuh puluh kelompok Melebihi apa yang dijelaskan oleh dalil naqli Tidak ada yang selamat dari kelompok kelompok itu, Kecuali satu kelompok. Katakanlah kepadaku, kelompok yang menjadi harapan itu Apakah keluarga Muhammad berada dalam kelompok yang akan hancur ? Atau dalam kelompok yang berlepas diri dari mereka ? Maka kamu tidak berlaku adil Karena pemimpin kaum berasal pada mereka Aku rela dengan mereka, keselamatanku tidak akan hilang dibawah perlindungan mereka. Aku rela mengangkat Ali dan keturunannya sebagai Imam Dan kamu berada dalam kelompok yang akan binasa....
(Imam Syafi’I, dikutip oleh allamah al-Ajili dalam dzakhih al-mal)
Silahkan diminum kopinya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar