Kamis, 18 Oktober 2018

Karomah Imam Ali Ridho as

#ImamAliRidho as

Diceritakan bahwa salah seorang penduduk Teheran memiliki istri yang sakit, dan keadaannya semakin memburuk.

Dia sudah mengajak istrinya keberapa tempat untuk berobat, tapi pulang tanpa hasil.

Si suami berkata kepada istri:

"Jalan keluar kita tinggal 1, yaitu datang ke tabib yang tidak menolak pasien."

Istri bertanya: "Siapa tabib itu..?"

Dia menjawab:

"Beliau disini. Disini, di tanah Khurasan, ada Tabib yang penuh kasih sayang, tidak pernah menolak orang yang punya hajat.

Istri mengatakan:

"Kalau begitu, pergilah..!
Dan Allah maha mendengar."

Maka si suami pergi, meminta izin masuk haram Imam Ridho as dan berkata:

"Sayyidii.., istriku masih sakit dan anda tahu keadaannya.

Aku datang kepada anda karena aku tahu anda tidak pernah menolak orang-orang yang membutuhkan.

Bukankah anda adalah Ahlul Bayt Nabi dan anda juga manusia yang dermawan & mulia.

Laki-laki tersebut menangis sebentar, keluar dari makam Imam kemudian menelfon ke Teheran untuk menanyakan keadaan istrinya.

Dijawab bahwa keadaan istrinya belum berubah, masih sama.

Dia masuk untuk ke 2 kalinya, minta izin kepada Imam Ridho as dan berkata:

"Sayyidii, Yaa Ali bin Musa Ar-Ridho as,

Wahai imam yang terasing...

Aku memiliki hajat, istriku sakit dan aku memiliki anak-anak yang masih kecil, apakah anda akan menolakku sehingga aku kecewa..?"

Kemudian dia keluar & menelfon lagi.

Ternyata keadaan istrinya masih tetap sama.

Dikesempatan ziarah terakhir, dimana telah tiba waktunya untuk pulang ke Teheran, dia berziarah untuk perpisahan dengan Imam dan berkata:

"Sayyidii..,aku akan pulang ke rumahku. Aku telah datang kepada anda untuk suatu hajat tapi anda tidak memenuhinya.

Tapi Sayyidii, maaf, aku akan tidak sopan kepada anda sebelum kepergianku."

Maka dia berkata (kepada Imam as):

"Jika anda tidak menyembuhkan istriku, maka aku akan pergi ke Baqi' dan mengadukan anda kepada Ibu anda Sayidah Fathimah as.."

Laki-laki itu keluar dari haram & pulang ke rumahnya.

Dia sampai ke Teheran di malam yang sudah larut.

Dia tahu istrinya sakit, tidak bisa bangun dari tempat tidurnya, sedang anak-anaknya masih kecil, maka siapa yang akan membukakan pintu untuknya...

Dia mengetuk pintu, ternyata istrinya yang membukakan pintu untuknya, dan dia sudah mampu berdiri.

Maka laki-laki itu menangis dan bertanya:

"Apa yang telah terjadi..?

Bagaimana kau bisa berdiri & bangkit dari tempat tidurmu..?"
Istrinya bercerita :

Saat itu aku masih tidur tiba-tiba seseorang yang memancarkan sinar memanggilku & berkata :

"Wahai fulanah..
Bangunlah, Allah SWT telah berkehendak memberimu kesembuhan."

Aku menjawab bahwa aku masih sakit, beliau berkata :

"Kami Ahlul Bayt, tidak menolak orang yang meminta."

Maka aku berdiri, seakan-akan aku tak pernah sakit, aku berjalan dibelakangnya untuk mengantarnya sampai pintu,

Ketika kami telah sampai pintu, beliau menunduk memandang kearah tanah & berkata :

"Jika suamimu pulang, katakan padanya jangan mengadukanku pada ibuku Sayyidah Zahra as.

Karena ibuku sendiri sakitnya banyak & kesedihannya sangat dalam."

-tafsirhikmah-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar