Jumat, 16 Maret 2018

SIAPAKAH TUHAN ??

SIAPAKAH TUHAN...?

Seandainya STEPHEN HAWKING pernah membaca risalah ini, mungkin ia akan berfikir dua kali untuk menyatakan Tuhan Tidak Ada....

Amirul Mukminin Ali Bin Abi Thalib :

Segala puji bagi Allah yang penolakan untuk memberikan serta kepelitan tidak menjadikan-Nya kaya dan kemurahan serta  kedermawanan tidak menjadikan-Nya miskin, walaupun setiap orang yang menyerahkan akan kehilangan (sebanyak yang diberikan), dan setiap orang kikir dikecam karena kekikirannya.

la menolong melalui nikmat yang bermanfaat dan pemberian yang melimpah. Semua ciptaan bergantung kepada-Nya (dalam rezeki).

la telah menjamin kehidupan mereka dan telah mengatur rezeki mereka.

la telah menyediakan jalan bagi orang-orang yang berpaling kepada-Nya dan orang-orang yang mencari apa yang ada pada-Nya.

la sama pemurahnya pada apa yang diminta dari-Nya maupun  apa yang tidak diminta pada-Nya.

la yang Awal yang bagi-Nya tiada sebelum, sehingga mustahil ada apa pun sebelum-Nya.

la yang Akhir yang tidak ada sesudah sehingga mustahil ada sesuatu sesudah-Nya.

la mencegah bola mata dari memandang atau melihat-Nya.

Waktu tidak berubah bagi-Nya, sehingga mustahil mengakui ada suatu perubahan keadaan pada-Nya.

la tidak bertempat tinggal di suatu tempat sehingga mustahil ia berpindah.

Apabila la memberikan semua yang dimuntahkan bukit-bukit berupa tambang-tambang emas, perak, mutiara, dan potongan-potongan karang yang dimuntahkan kerang di lautan, hal itu tidak akan mempengaruhi kemurahan-Nya, tidak pula akan mengurangi jumlah yang la miliki.

la masih mempunyai khazanah kenikmatan melimpah-ruah yang tidak akan berkurang dengan permintaan hamba-hamba-Nya, karena Dialah Sang Pemurah

Permintaan para peminta tidak memiskinkan-Nya dan tidak pula ketekunan para pemohon membuat-Nya menjadi kikir.

Maka lihatlah, wahai penanya, batasilah diri anda pada sifat-sifat-Nya yang telah disebutkan dalam Al-Quran dan carilah cahaya dari sinar petunjuknya.

Tinggalkan pengetahuan yang telah didesakkan oleh setan supaya anda cari, dimana hal itu tidak disuruh Al-Quran untuk anda cari, dan tidak ada pula jejaknya dalam perbuatan atau ucapan Nabi SAW dan para pemimpin (imam) petunjuk lainnya.

Inilah batas ujung hak Allah atas anda.

Ketahuilah bahwa orang-orang yang berpegang teguh pada ilmu adalah orang-orang yang menahan diri dari membuka tirai-tirai yang mendustakan hal-hal gaib

Dan pengakuan mereka akan ketidak-tahuannya tentang detail-detail dari hal-hal gaib yang tersembunyi mencegah mereka untuk meraba-raba lebih jauh.

Allah memuji mereka karena pengakuannya bahwa mereka tidak mampu mendapatkan pengetahuan yang memang tidak diperkenankan kepadanya.

Mereka tidak mendalami pembahasan atas apa yang tidak disuruh kepadanya untuk mengenal Dia dan mereka menamakannya keteguhan.

Puaskanlah sampai disini dan janganlah membatasi kebesaran Allah menurut ukuran pemikiran anda sendiri, agar anda tidak termasuk orang yang diberangus.

la Mahakuasa,
sehingga bilamana daya khayal berusaha menembakkan panahnya untuk memahami ujung kekuasaan-Nya, pikiran yang jernih dari segala keragu-raguan berupaya mendapatkan pengetahuan kedalaman misteri rahasia kerajaan-Nya
Hati berhasrat untuk menangkap hakikat dari sifat-sifat-Nya, dan cakrawala ilmu pengetahuan menembus ke balik penggambaran untuk menemukan pengetahuan tentang wujud-Nya

Maka la akan mengembalikannya, sedang mereka terjebak dalam lorong gelap perangkap kegaiban tanpa pernah bisa menyentuh kesucian Allah SWT.

Semuanya akan kembali sia-sia, dengan penuh pengakuan bahwa hakikat pengetahuan tentang-Nya tidak dapat dipahami oleh usaha-usaha pemikiran serampangan semacam itu

Dan setitik pun kemuliaan dari kehormatan-Nya  tidak bisa dimasuki oleh pengertian para ilmuwan.

Ia memulai penciptaan tanpa suatu contoh yang mungkin diikuti-Nya dan tanpa suatu desain yang mungkin ditiru dari pencipta lain yang disembah sebelum-Nya.

la mempertontonkan kepada kita kekuasaan kerajaan-Nya dan hal-hal menakjubkan yang berbicara tentang kebijaksanaan-Nya.

Pengakuan dari hal-hal yang diciptakan bahwa wujud mereka ada adalah karena Dia, menyadarkan pada kita bahwasanya argumen telah disediakan untuk mengenal-Nya.

Tanda-tanda kekuasaan penciptaan-Nya dan panji kebijaksanaan-Nya telah tersedia ada pada hal-hal menakjubkan yang la ciptakan.

Segala sesuatu yang telah diciptakan-Nya adalah hujah yang membenarkan-Nya dan petunjuk menuju kepada-Nya.
Bahkan benda mati seakan-akan berkata tentang keberadaan Pencipta-Nya  dan tanda yang jelas akan eksistensi-Nya

Saya bersaksi bahwa orang yang menyerupa-kan Engkau dengan keterpisahan anggota-anggota badan, atau dengan memadukan ujung-ujung jasadnya, tidaklah ia mengenalkan batinnya dengan pengetahuan tentang Engkau, dan hatinya tidak mendapat keyakinan bahwa tiada sekutu bagi-Mu.

Seakan-akan ia belum mendengar para pemeluk agama terdahulu yang menyangkal dewa-dewa mereka dengan mengatakan, "Demi Allah, sungguh kita dahulu dalam kesesatan yang nyata, karena kita mempersamakan kamu dengan Tuhan semesta alam" (QS. 26:97-98)

Salahlah mereka yang menyerupakan Engkau dengan berhala-berhalanya dan membusanai-Mu dengan busana para makhluk seperti dunia fantasi mereka, menyifatkan kepada-Mu bagian-bagian badan dengan pikiran mereka, dan memandang Engkau seperti makhluk-makhluk berbagai jenis, melalui pekerjaan akalnya.

Saya bersaksi bahwa barangsiapa menyama-kan Engkau dengan apa pun dari antara cipataan-Mu, maka ia telah mengambil saingan bagi-Mu, dan barangsiapa mengambil saingan bagi-Mu adalah kafir, sesuai dengan apa yang dinyatakan dalam ayat-ayat-Mu yang tegas dan yang telah ditunjukkan oleh tanda dari hujah-hujah-Mu yang jelas.

(Saya pun bersaksi bahwa) Engkau Allah yang tidak dapat dibatasi oleh belenggu pikiran sehingga mengakui perubahan keadaan dengan memasuki khayalannya, tidak pula dalam belenggu akal sehingga menjadi obyek perubahan yang terbatas.

la telah menetapkan batas-batas atas segala sesuatu yang la ciptakan dan telah menentukan batas-batasnya dan la telah menetapkan cara kerjanya serta membuat polanya begitu halus.

la telah menetapkan arahnya dan (arah) itu tidak melanggar batas-batas kedudukannya, tidak pula kekurangan untuk mencapai akhir tujuannya.

la tidak membangkang bilamana diperintahkan untuk bergerak atas kehendak-Nya, dan betapa mungkin ia membangkang padahal segala sesuatu diperintah oleh kehendak-Nya.

la adalah Pembuat beraneka ragam ciptaan tanpa menggunakan ide sebelumnya, tanpa dorongan gerak hati yang tersembunyi pada-Nya, tanpa uatu eksperimen yang diambil berdasarkan siklus waktu, dan tanpa suatu mitra yang dapat membantu-Nya dalam menciptakan hal-hal yang menakjubkan.

Demikianlah penciptaan disempurnakan dengan perintah-Nya, dan ciptaan itu tunduk taat kepada-Nya dan menjawab seruan-Nya.

Kemalasan seorang pemalas atau keengganan seorang pencari dalih tidak menghalanginya dari berbuat sedemikian.
Demikianlah la meluruskan lekukan-lekukan dan menetapkan batas-batasnya.

Dengan kekuasaan-Nya la menciptakan hubungan pada bagian-bagiannya yang saling belawanan dan memadukan faktor-faktornya  yang memiliki kesamaan.

Kemudian la memisahkan mereka dalam keaneka ragaman yang berbeda pada batas-batas, jumlah, sifat dan bentuk. Jadilah ciptaan baru.

la mengukuhkannya dan membentuknya menurut kehendak-Nya dan mewujudkannya.
la mengatur tinggi rendahnya rongga-rongga langit tanpa tiang penyangga. la menggabung-kan luas dan patahan-patahannya dan memadukannya bersatu.

la menurunkan ketinggiannya kepada  mereka (malaikat) yang turun dengan (membawa) perintah-Nya dan mereka (malaikat) yang naik dengan amal perbuatan makhluk-makhluk.

Kemudian la memanggilnya ketika masih (dalam bentuk) kabut, maka seketika itulah hubungan sendi-sendinya berpadu.

Kemudian Allah membuka pintu yang tertutup dan menempatkan para penjaga meteor pada rongga-rongganya,
Dan menahan dengan tangan-Nya (kekuasaan-Nya) agar tidak jatuh dalam hamparan ruang angkasa.
la memerintahkannya supaya tetap diam menaati perintah-perintah-Nya.

la menjadikan mataharinya (sebagai) pertanda bagi cerahnya siang hari, dan bulan sebagai pertanda bagi gelapnya malam.

Kemudian la menggerakkannya pada orbit-orbitnya masing-masing dan mengatur laju gerakannya sesuai lingkar orbitnya

Guna membedakan dengan bantuannya antara malam dan siang, dan supaya perhitungan tahun dapat diketahui dengan gerakan-gerakannya yang stabil.

Kemudian la menggantungkan dalam ketinggian langit dan memasang padanya hiasan yang terdiri dari permata-permata terang dan bintang-bintang laksana lampu.

la menembak para pendengar yang mencuri-curi dengan panah-panah meteor yang terang.

la menggerakkan bintang-bintang itu pada orbitnya dan menjadikannya sebagai bintang-bintang tetap, bintang-bintang bergerak, bintang-bintang yang turun, bintang-bintang tak menyenangkan dan bintang-bintang mujur.

Kemudian Allah Yang Mahasuci menciptakan untuk menghuni langit-Nya dan mendiami lapisan yang tinggi dari kerajaan-Nya yaitu makhluk-makhluk-Nya yang baru, yaitu para malaikat.

Dengan malaikat itu la mengisi lobang dari rongga-rongganya dan menghunikan mereka pada keluasan hamparannya.

Di antara lobang-lobang dari rongga-rongga ini menggemalah suara-suara malaikat yang menyucikan-Nya
Mereka berada dalam area kesucian di balik tabir-tabir persembunyian dan di dalam tabir keagungan-Nya.

Dan di balik gema-gema yang memekakkan telinga itu, ada sinar cahaya yang menolak penglihatan mendekat padanya maka penglihatanpun tertahan dan kecewa atas keterbatasannya.

la menciptakan para Malaikat dalam berbagai bentuk dan dengan ciri-ciri yang beragam.

Mereka ada yang bersayap yang terus menyucikan keagungan kebesaran-Nya. Dan mereka tidak mengaku-aku bagi dirinya sendiri keahlian-Nya yang terwujud dalam penciptaan.

Tidak pula mereka mengaku-ngaku telah menciptakan sesuatu dimana la tiada bandingnya.
"Sebenarnya mereka itu adalah hamba-hamba yang dimuliakan  mereka itu tidak rnendahului-Nya dengan perkataan, dan mereka mengerjakan perintah-Nya. " (QS. 21:26-27)

la menjadikan mereka pengemban amanat dari wahyu-Nya
Dan mengutus mereka kepada para Nabi sebagai pemegang perintah dan larangan-Nya.

la telah mengebalkan mereka dari goyangan keraguan.
Maka tidak ada satu pun dari mereka yang tersesat dari jalan kehendak-Nya.

la telah menolong mereka dengan bantuan dan telah meliputi hati mereka dengan kerendahan dan kedamaian.

la telah membukakan bagi mereka pintu-pintu penyerahan kepada Kemuliaan-Nya.

la telah menetapkan bagi mereka menara-menara terang sebagai tanda-tanda Keesaan-Nya.

Beratnya dosa tidak membebani mereka, dan pergantian siang dan malam tidak menggeser mereka.

Rasa was-was tidak menyerang dan memanah keteguhan iman mereka.

Keragu-raguan tidak menembus basis-basis keyakinan mereka.

Percikan api kebencian tidak menyala di antara mereka.
Ketakjuban tidak memudarkan sekadar pengetahuan tentang Dia yang dimiliki hati mereka, atau kebesaran dan hebatnya keagungan-Nya yang menetap dalam dada mereka.

Pikiran waswas tidak menyandar ke arah mereka untuk mempengaruhi khayalan mereka dengan kelalaian mereka sendiri.

Di antara mereka ada yang dalam bentuk awan-awan berat, atau di puncak gunung-gunung tinggi, atau dalam kesuraman dari gelap yang menyergap.

Dan ada yang kakinya telah menembus perbatasan-perbatasan bumi yang terendah. Kaki-kaki ini adalah seperti bendera putih yang menerobos ke dalam semesta angin yang luas.

Di bawah mereka bertiup angin ringan yang menahan mereka hingga ke atas ujung-ujungnya yang terakhir.

Kesibukan dalam menyembah-Nya telah membuat mereka tak peduli, dan kesungguhan iman mereka telah menjadi seperti penghubung antara mereka dengan pengetahuan mengenai Dia.

Mereka menghasratkan dari Dia, tidak dari yang lain-lain.
Mereka telah mengecap manisnya pengetahuan-Nya dan telah meminum dari cangkir cinta-Nya yang memuaskan.

Akar-akar dari taqwa kepada-Nya telah tertanam pada kedalaman hati mereka.

Mereka telah membungkukkan punggung mereka yang lurus dengan menyembah-Nya.
Lamanya munajat dan amat dekatnya mereka tidak menyingkirkan mereka dari tali taqwa mereka.

Mereka tidak berlaku sombong sampai menonjol-nonjolkan amal mereka.

Kerendahan mereka di hadapan kemuliaan Tuhan tidak mengizinkan mereka memuliakan kebajikan mereka sendiri.
Kelesuan tidak menimpa mereka sekalipun penderitaannya panjang.

Kerinduan mereka (kepada-Nya) tidak berkurang sehingga mereka (tidak) berpaling dari harapan pada Pemelihara mereka.

Ujung lidah mereka tidak mengering karena doa yang terus-menerus dipanjatkan.

Keterlibatan (dalam urusan lain) tidak mengenai mereka sampai menjadikan suara (nyaring) mereka kepada-Nya mejadi lemah.

Bahu mereka tidak terkilir dalam sikap sembahyang.
Mereka tidak menggerakkan leher mereka (ke sana sini) untuk kesenangan dalam melanggar perintah-Nya.

Ketololan dari kelalaian tidak menentang tekad mereka untuk terus berusaha
Dan tipu daya hawa nafsu tidak mengalahkan keberanian mereka.

Mereka memandang Penguasa Mahligai sebagai simpanan untuk hari kebutuhan mereka.

Karena cinta mereka (kepada-Nya), mereka berpaling kepada-Nya, sekalipun yang lain-lain berpaling kepada makhluk-makhluk.

Mereka tidak pernah mencapai batas akhir dari peribadatan kepada-Nya.

Keinginan mereka penuh gairah untuk menyembah-Nya tidak memalingkan mereka kecuali ke sumber-sumber dari hati mereka sendiri, sumber-sumber yang tidak pernah kosong dari harapan dan takut kepada-Nya.

Taqwa tak pernah meninggalkan mereka sehingga mereka (tak) mungkin mengendur dalam usaha-usaha mereka
Tidak pula coba-cobaan menjerat mereka sehingga mereka (tidak) mungkin lebih menyukai pencarian yang enteng ketimbang usaha (yang sungguh-sungguh).

Mereka tidak memandang besarnya amal mereka di waktu lalu, sekiranya mereka telah memandangnya besar maka takut mereka (akan) sudah menghapus harapan-harapan di hati mereka.

Mereka tidak berselisih (di antara sesama mereka) tentang Pemelihara mereka sebagai akibat kekuasaan iblis atas mereka.

Buruknya perpisahan antara sesama tidak membubarkan mereka. Benci dan saling dengki tidak menguasai mereka. Jalan-jalan kegoyahan tidak memecah mereka.

Perbedaan tingkat keberanian tidak menjadikan mereka terpecah. Demikianlah mereka, para pengabdi keimanan
Tiada kebengkokan (pikiran), tiada kelebihan, tiada kelambanan, tiada kelesuan memutuskan mereka dari talinya. Tiada titik yang paling kecil di langit melainkan ada malaikat bersujud (kepada Allah) atau (sibuk) dalam melaksanaan (perintah-perintah-Nya) dengan cepat.

Dengan penyembahan yang lama pada Pemelihara mereka, mereka meningkatkan pengetahuan mereka, dan kemuliaan Pemelihara mereka bertambah dalam hati mereka.

Allah membentangkan bumi pada ombak-ombak yang membadai dan menggelora dan kedalaman samudera yang membengkak dimana ombak-ombak berbenturan dengan sesamanya dan gelombang tinggi saling melompati.

Mereka mengeluarkan uap seperti unta betina pada saat birahinya.
Maka gemuruh air yang membadai ditundukkan oleh bobot bumi, ketika bumi menekannya dengan dadanya, gejolak pancarannya mereda, dan bilamana bumi menggulung atasnya dengan tulang-tulang bahunya, air mereda dengan merendah.

Maka setelah gelora dari gelombangnya ia menjadi jinak dan takluk, dan menjadi suatu tawanan yang patuh dalam belenggu kehinaan

Sementara bumi membentangkan diri dan menjadi padat dalam kedalaman airnya yang bergelora. (Dengan cara ini) bumi mengakhiri kesombongan, takabur, kedudukan tinggi dan keunggulan air, dan memberangus keberanian dari alirannya. Akibatnya, ia berhenti dari mengalirnya yang deras dan mereda setelah bergelombang.

Ketika kegelisahan air mereda di bawah sisi bumi, dan di bawah bobot gunung-gunung tinggi dan agung yang diletakkan pada bahunya, Allah mengalirkan mata air dari puncak-puncaknya yang tinggi dan membagi-bagikannya melalui lapangan-lapangan dan tempat-tempat yang rendah, dan meredakan gerakan mereka dengan batu-batu yang tetap dan puncak-puncak gunung tinggi.

Kemudian gemetarnya berhenti karena penembusan gunung-gunung dalam (berbagai) bagian permukaannya, dan karena mereka telah ditetapkan di tempat-tempat kedalaman-nya, dan berdirinya mereka pada lapangannya.
Lalu Allah menciptakan ruang antara bumi dan langit, dan menyediakan atmosfir yang bertiup untuk penghuninya.
Kemudian la mengarahkan penghuni-penghuni-nya untuk menyebar ke seluruh tempat-tempat yang sesuai.

Sesudah itu la tidak membiarkan begitu saja jejak-jejak bumi yang gersang dimana bagian-bagian tinggi ketiadaan sumber air dan dimana sungai-sungai tak memperoleh jalannya, tetapi menciptakan awan yang mengambang yang menghidupkan tempat-tempat yang gersang dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.

la membuat awan yang besar dengan mengumpulkan semua awan, dan ketika air terkumpul di dalamnya dan kilat mulai berpijar pada sisi-sisinya dan pijar-pijar itu berlanjut di bawah awan-awan yang berat, la menurunkan hujan lebat.
Awan bergantung ke arah bumi dan angin selatan memerahnya hingga mencurahkan airnya seperti unta betina membungkuk untuk diperahi.

Ketika awan tunduk ke bumi dan menyerahkan semua air yang dibawanya, Allah menumbuhkan tumbuh-tumbuhan di tanah datar, dan semak belukar di bukit-bukit kering.

Sebagai hasilnya, bumi merasa senang dihiasi dengan kebun-kebunnya dan mengagumi busananya dari tumbuhan lembut dan hiasan-hiasan kembangnya.

Allah menjadikan semua ini sarana rezeki bagi manusia, dan makanan bagi hewan. la telah membuka jalan-jalan raya dalam keluasaannya dan telah menegakkan menara-menara (petunjuk) bagi orang-orang yang melangkah pada jalan-jalan rayanya.

Ketika la telah membentangkan bumi dan menetapkan perintah-perintah-Nya, la memilih Adam a.s. sebagai yang terbaik dalam ciptaan-Nya dan menjadikannya manusia-Nya yang pertama. la menghunikannya di surga dan mengatur makanannya Disana, dan juga menunjukkan apa-apa yang dilarang-Nya.

la mengatakan kepadanya bahwa menuju ke situ berarti melanggar perintah-Nya dan membahayakan kedudukannya sendiri.

Tetapi, Adam melakukan apa yang dilarang baginya, sebagaimana telah diketahui Allah sebelumnya. Akibatnya, Allah menurunkannya setelah (menerima) taubatnya, untuk (menghuni) bumi-Nya dengan keturunannya, dan menjadi bukti dan hujah bagi-Nya di antara makhluk-makhluk-Nya.

la mengatur rezeki dengan kelimpahan dan kekurangan.

la membagi-bagikannya secara sempit maupun melimpah. la melakukannya dengan adil untuk menguji barangsiapa yang  la kehendaki, dengan kemakmuran atau dengan kekurangan, dan melalui itu la menguji rasa syukur dan ketabahan orang kaya dan orang miskin.

Kemudian la memasangkan kelimpahan dengan susahnya kemiskinan, keamanan dengan kepedihan, bencana dan kesenangan, nikmat dengan pahitnya kesedihan.

la menciptakan masa-masa yang tetap dan menjadikannya panjang atau singkat dan lebih awal atau akhir, dan mengakhirinya dengan kematian. la membuat maut mampu menarik tali usia dan memotongnya hingga putus.

la mengetahui rahasia-rahasia orang yang menyembunyikannya, rahasia percakapan dari orang-orang yang terlibat di dalamnya, dalam perasaan batin orang-orang yang terlibat menurutkan dugaan-dugaan, kepastian-kepastian yang mapan, kerdipan mata, kandungan batin dan kedalaman-kedalaman gaib.

la juga mengetahui apa yang hanya dapat didengar oleh lobang-Iobang telinga yang membungkuk, kediaman semut di musim panas dan kediaman serangga di musim dingin, gema ratapan perempuan yang meratap dan bunyi langkah-langkah.

la juga mengetahui tempat-tempat di kedalaman-kedalaman pelepah daun dimana buah tumbuh, tempat persembunyian hewan, yaitu gua-gua di gunung-gunung dan lembah
Lobang persembunyian nyamuk di batang-batang pohon dan rerumputannya, titik berkuncupnya daun di cabang-cabang, titik menetesnya mani melalui jalur-jalur sulbi

Awan-awan kecil yang naik dan awan-awan besar, tetesan hujan dalam awan-awan tebal, zarah-zarah debu yang ditaburkan oleh topan melalui baju mereka, gari-garis yang dihapus oleh banjir hujan.

Gerakan-gerakan serangga di bukit pasir, sarang makhluk-makhluk bersayap pada tebing-tebing gunung dan nyanyian burung-burung berkicau dalam kegelapan tempat-tempat mengeramnya.

Dan la tahu segala sesuatu yang telah disimpan oleh kerang mutiara yang tertutup di bawah ombak samudra, semua yang tersembunyi di bawah kegelapan malam atau semua yang disinari cahaya siang, jejak semua langkah, getaran segala gerak, dan maksud setiap ucapan, gerak semua lidah, kediaman setiap makhluk hidup, bobot setiap zarah, sedu sedan setiap hati yang sendu

Dan segala sesuatu di bumi, seperti buah pohon atau daun yang jatuh, atau tempat mengendapnya mani, atau membekunya darah atau gumpalan darah dan perkembangan janin.

Atas semua itu la tidak mendapat kesulitan, dan tak ada halangan merintangi-Nya dalam pemeliharaan apa yang la ciptakan, dan tak ada pula kelesuan atau kesedihan menghalangi-Nya dari menetapkan perintah dan mengurus makhluk-makhluk, pengetahuan-Nya menembus mereka, dan mereka termasuk dalam perhitungan-Nya.

Keadilan-Nya meliputi mereka semua, dan kemurahan-Nya meliputi mereka, sekalipun mereka tak memenuhi apa yamg menjadi hak-Nya.

Ya Allah, Tuhanku, patut bagi-Mu gambaran yang bagus dan penghormatan yang tertinggi. Apabila hasrat diarahkan kepada-Mu, Engkau adalah yang terbaik untuk dihasrati. Apabila harapan diletakkan kepada-Mu, Engkau adalah yang termulia untuk diharapi.

Ya Allah, Tuhanku, Engkau telah menganugerahi hamba kekuatan sehingga hamba tidak memuja siapa pun selain Engkau, dan hamba tidak memuji siapa pun selain Engkau. Hamba tidak mengarahkan pujian hamba kepada yang lain, yang merupakan sumber-sumber kekecewaan dan pusat-pusat keraguan. Engkau telah menjauhkan lidah hamba dari memuji manusia dan memuji makhluk-makhluk yang diciptakan dan dipelihara.

Ya Tuhanku, setiap pemuji mempunyai hak akan ganjaran dan imbalan pada siapa yang dipujinya. Sesungguhnya hamba telah berpaling kepada-Mu dengan mata hamba pada perbendaharaan rahmat-Mu dan khazanah ampunan.

Ya Tuhanku, Disini berdiri orang yang telah mengesakan Engkau dengan keesaan yang menjadi hak-Mu, dan yang tidak memandang siapa pun yang patut akan pujian dan pujaan ini selain Engkau.

Keinginan hamba kepada-Mu adalah sedemikian sehingga tiada selain kemurahan-Mu yang dapat memenuhi kekurangannya, dan tidak ada yang memberikan kebutuhannya kecuali kekusaan dan kemurahan-Mu.
Maka karuniakanlah pada kami di tempat ini kerelaan-Mu dan bebaskan kami dari menadahkan tangan pada siapa pun selain Engkau.
Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu." (QS. 68:8)